luas mata memandang

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

lihatlah keindahanya..

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

pujilah penciptanya

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Subhanallah..

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Alhamdulillah ala kulli hal..

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday, 21 November 2011

jalinkan persahabatan tanpa konflik

bagaimana cara berteman?

Sering saja kita menghadapi masalah dengan sahabat karib,jiran,kawan sekolah,kawan kerja,sahabat handai dan selain daripadanya, kerana sikap kita yang dingin dan suka menyakiti hati sahabat lain,maka ada eloknya kita mengkaji dan mengambil iktibar dengan hadis dan ayat quran yang berkaitan dengan hal ini,semoga ianya bermanfaat..

Di anatara cara berinteraksi sesama muslim yang diajarkan Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam adalah:

-Memperlakukan Orang Lain Sebagaimana ia menyukai hal tersebut diperlakukan untuk dirinya

Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang ingin dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka ketika maut menjemputnya hendaknya dia dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari akhir, memperlakukan orang lain sebagaimana pula dirinya ingin diperlakukan demikian.” ( HR. Muslim (1844) dan Nasa’I (4191)

-Berkata Baik atau Diam

Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda, ” Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata baik atau diam.” (HR. Muslim No. 222)

Syaikh Ibnu Shalih al Utsaimin rahimahullah menjelaskan, “Makna ‘berkata baik’ dalam hadits ini, mencakup berkata baik untuk dirinya sendiri maupun berkata baik untuk orang lain. Berkata baik untuk dirinya sendiri ketika seseorang berdzikir kepada Allah, bertasbih kepada-Nya, memuji-Nya, termasuk juga membaca Al Qur’an, mengajarkan ilmu , amar ma’ruf nahi munkar maka ini semua menjadi kebaikan untuknya. Adapun berkata baik kepada orang lain itu berupa perkataan yang membuat senang teman duduknya meskipun belum tentu baik untuk dirinya sendiri”.(Syarh al Arbain an Nawawiyah, Syaikh Muhammad Ibnu Shalih al Utsaimin)


-Bermuka Manis Ketika Bertemu

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Janganlah sekali-kali engkau meremehkan kebaikan sekecil apapun, meski hanya dengan bermuka manis ketika bertemu dengan saudaramu.” (HR. Muslim (2626), Ahmad (5/173) dan Ibnu Hibban (524))

-Menebarkan salam

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman dan kalian tidak akan beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kuberitahukan sesuatu yang akan membuat kalian saling mencintai?” Mereka (para sahabat) menjawab, “Tentu wahai Rasulullah”. Beliau bersabda, “Tebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim N0. 54 dan Bukhari dalam Adabul Mufrad No.980)

-Berteman dengan Orang Shalih

Allah Ta’ala berfirman, yang artinya, “Dan bersabarlah kamu bersama-sama orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya.” (Qs. al-Kahfi: 28)

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seseorang tergantung agama temannya, maka hendaklah seorang di antara kalian melihat teman bergaulnya.”[2]

Dari Abu Musa al-Asy’ari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya, perumpamaan teman baik dengan teman buruk, seperti penjual minyak wangi dan pandai besi; adapun penjual minyak, maka kamu kemungkinan dia memberimu hadiah atau engkau membeli darinya atau mendapatkan aromanya; dan adapun pandai besi, maka boleh jadi ia akan membakar pakaianmu atau engkau menemukan bau anyir.” (HR. Bukhari No.2101 dan Muslim No.6653)

Begitu besarnya pengaruh teman terhadap eratnya jalinan persaudaraan. Teman yang shalih akan senantiasa menunaikan hak saudaranya, menjaga kehormatan saudaranya, saling menyayangi diantara mereka, saling menasehati dalam ketakwaan, tolong menolong dalam kebaikan dan saling mencintai dan membeci karena Allah. Oleh karena itu wahai saudariku, bertemanlah dengan orang shalih niscaya engkau akan beruntung.


akhirnya bertawakal kepada Allah dan berbuat baiklah,apabila terjadinya kesalah fahaman maka perbaikilah sesungguhnya perbuatan baik menghapuskan perbuatan jahat.

 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Dan ikutilah perbuatan dosa dengan perbuatan baik niscaya akan menghapuskannya. Dan pergaulilah orang dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi dari Abu Dzar radhiyallahu’anhu, hadits hasan sahih)

wallahu a'lam

































Sunday, 13 November 2011

Membalas kebaikan dengan kebaikan

Siapa yang Memperoleh Kebaikan Orang Lain Hendaklah Membalasnya

Hadits Pertama
Dari Jabir bin Abdillah Al Ansahary, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرْوُفٌ فَلْيُجْزِئْهُ، فَإِنْ لَمْ يُجْزِئْهُ فَلْيُثْنِ عَلَيْهِ؛ فَإِنَّهُ إِذَا أَثْنَى عَلَيْهِ فَقَدْ شَكَرَهُ، وَإِنْ كَتَمَهُ فَقَدْ كَفَرَهُ، وَمَنْ تَحَلَّى بَمَا لَمْ يُعْطَ، فَكَأَنَّمَا لَبِسَ ثَوْبَيْ زُوْرٍ
“Siapa yang memperoleh kebaikan dari orang lain, hendaknya dia membalasnya. Jika tidak menemukan sesuatu untuk membalasnya, hendaklah dia memuji orang tersebut, karena jika dia memujinya maka dia telah mensyukurinya. Jika dia menyembunyikannya, berarti dia telah mengingkari kebaikannya. Seorang yang berhias terhadap suatu (kebaikan) yang tidak dia kerjakan atau miliki, seakan-akan ia memakai dua helai pakaian kepalsuan.”
(Shahih) Takhrijut Targhib (2/55), Ash Shahihah (617): [Tirmidzi: 25-Kitab Al Birr wash Shilah, 87-Bab Maa Jaa-a fii Man Tasyabba’a bimaa Lam Yu’thihi].

Hadits Kedua
Dari Ibnu Umar, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من استعاذ بالله فأعيذُوهُ ومن سأل بالله فأعطوه، ومن أتى إليكم معروفاً فكافئوه، فإن لم تجدوا، فادعوا له، حتى يعلم أن قد كافأتموه
“Siapa yang memohon perlindungan dengan mengatasnamakan Allah , maka lindungilah dia. Dan siapa yang meminta dengan mengatasnamakan Allah, maka berilah ia. Dan siapa yang berbuat baik kepadamu, balaslah kebaikannya. Jika anda tidak mampu, maka doakanlah dia sampai dia tahu bahwa kalian telah memberinya yang setimpal.”
(Shahih) Ash Shahihah (254): [Abu Dawud: 9-Kitab Az Zakah, 38-Bab ‘Athiyatu Man Sa-ala billah].
Siapa yang Tidak Mampu Membalas Kebaikan Orang Lain Hendaklah Dia Mendo’akan Kebaikan Bagi Orang Tersebut
Dari Anas, ia berkata, “Kaum Muhajirin berkata, "Wahai rasulullah! Apakah kaum Anshar telah memborong seluruh pahala [atas kebaikan yang mereka berikan kepada kami]?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak. Selama kalian mendo’akan kebaikan kepada mereka dan kalian memuji atas kebaikan yang mereka berikan.”
(Shahih) At Ta’liq Ar Raghib: (2/56): [Abu Dawud: 40-Kitab Al Adab, 11-Bab Fii Syukril Ma’ruf. Tirmidzi: 35-Kitab Al Qiyamah, 44-Bab Haddatsana Al Husain ibnul Hasan].
Seorang yang Tidak Mensyukuri (Berterima Kasih pada) Manusia Belum Merealisasikan Syukur pada Allah
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
لاَ يَشْكُرُ اللهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ
”Seorang belum merealisasikan rasa syukur kepada Allah selama ia tidak mampu bersyukur (berterimakasih) atas kebaikan orang lain terhadap dirinya.”
(Shahih) Ash Shahihah (416)
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala wa alihi wa shohbihi wa sallam.

Monday, 31 October 2011

Muffin bantat dan solusi

salam.semalam buat muffin dengan suami,sangat gembira dia tolong macam masa jual nasi lemak dulu..agaknya seronok sangat sampai x hati2 jaga kepanasan oven,kelajuan mixer dan kecepatan pembuatan..kalau saya buat sorang memang nak cepat je..2 pasal time nak cepat muffin jadi tantek,sbb muffin memang kenabuat cepat dan selambe..so mungkin solusinya lain kali saya buat sorang,suh my husband rehat sajala..

ala kulli hal sini ada blog yang letak tips-tips buat muffin,copy semula la tulisanya>>



 Muffin berasal dari bahasa Perancis moufflet yang bererti roti yang lembut. Dalam bahasa Jerman muffe yang merujuk pada salah satu jenis kek. Muffin dikategorikan sebagaiquick bread kerana proses pengembangannya tidak menggunakan yis tetapi baking powder@soda bikarbonat dan juga telur. Baking powder mutlak dalam pembikinan muffin. Sedangkan soda bicarbonat tidak wajib, hanya ditambah ke dalam adunan yang biasanya mengandungi coklat atau yang mengandungi byk cairan dan buah2an utk `mengering`kan adunan.

Cara mengaduk adunan
Prinsip dasar membuat muffin adalah mencampurkan bahan kering dan bahan cecair. Aduk campuran bahan dengan senduk kayu/spatula hanya beberapa kali sahaja (biasanya 5 kali) asal bercampur semuanya. Jangan dikocok@mixer! Adunan yang terbentuk memang tidak licin, berbongkah-bongkah, bahkan kadang kala masih terlihat bahan kering belum menyatu dengan bahan basah. Bila adunan terlalu lama di aduk akan menghasilkan gluten, yang akan mengakibatkan muffin menjadi bantat, dan teksturnya kasar dan penuh lubang.

Cara menuang adunan ke dalam cup
Tuang adunan muffin ke dalam cetakan menggunakan sendok atau skoop aiskerim hingga hampir penuh atau 3/4 penuh agar tinggi permukaannya selepas masak. Ketika menuang, adunan muffin harus dalam bongkahan yang besar, bukan mengalir seperti kek (tanda muffin terlalu banyak di aduk). Jika lubang tray muffin tidak terpakai semua, isikan juga dengan mangkuk kertas agar loyang tidak terlalu panas dan mengakibatkan loyang cepat rosak dan muffin yang berdekatan dengannya kurang kelembapan.

Cara membakar Muffin
Salah satu kunci kejayaan membakar muffin adalah kepanasan oven yang tepat! Panaskan oven suhu 200darjah celsius selama 20min. Pasang rak di tengah, bila terlalu ke bawah, dasar muffin akan terlalu kering, bahkan kosong. Adunan yang sudah di tuang harus terus dibakar. Untuk hasil terbaik, usahakan membakar muffin sekali harung sahaja! Biasanya hasil yang kedua tidak sebaik yang pertama. Jika terlalu banyak, campurkan adunan kering dan basah setengah bahagian dahulu, setelah adunan pertama masak, baru campur baki adunan dan terus dibakar.

Masa membakar muffin antara 20-25min, Untuk mengetahui muffin masak, masukkan sebatang lidi ditengah muffin, jika masih melekat maknanya belum cukup masak. sebaliknyer jika lidi dilihat bersih bererti muffin sudah masak. Muffin yang sempurna pembuatannya adalah permukaannya yg menggunung dan berlaku sedikit rekahan! teksturnya tidak halus seperti cake, tetapi berlubang kecil rata dan lembab. Jika muffin hanya naik sebelah, maknanya oven terlalu panas. Masing2 mempunyai oven yang berbeza2 suhu kepanasannya. Maka sesuaikanlah mengikut kepanasan suhu oven masing2. Jika suhu 200 muffin yang di masak cepat hangus, maka turunkan 10darjah celsius.

Penggunaan Loyang
Ada dua ukuran standard muffin iaitu yang berlobang 6 utk 200ml dan berlubang 12 utk 100-150ml. Selain yang berlogam ada juga yang bersilikon. Loyang yang berwarna gelap lebih menyerap panas. Oleh sebab itu turunkan suhu 15-20 darjah celsius dari panas yang diminta dalam resepi saat menggunakannya.

hemm itu sajala tulisanya,memang saya copy bulat-bulat termasuk gambar hehe..tapi saya sertakan linknya di sini>>


whttp://www.google.com.my/url?sa=t&rct=j&q=tips%20membuat%20muffin&source=web&cd=1&sqi=2&ved=0CCkQFjAA&url=http%3A%2F%2Fhanamemories.blogspot.com%2F2010%2F06%2Fteknik-dan-tips-membuat-muffin.html&ei=F1uvTuQEzc6tB6z3oTs&usg=AFQjCNHF7AatMy7H9r2WUJdpll6tCVJV-w

Sunday, 30 October 2011

Apam polkadot

Malam tadi tolong mertua buat apam polkadot ntah bila pla aku nak buat sendiri,buat sendiri baru tau sendiri pandai ke x huhu..best buat apam ni pasal hasil dia sangat canteek..masyaallah i like makan apam walaupun sebelum ni saya xpernah teringin pun..apapun aku nak letak gamba je kat sini



 yang ini last punya baru teringat nak buat love..nati aku nak buat warna merah mesti cantek..

ok da habis da 2jela lain kali dah pandai i letak resepi tapi ble tgk resepi kat blog http://opiskecikku.blogspot.com/..ok  sekian wassalam

Saturday, 29 October 2011

cot cet cot cet

malam ahad yang lapang coz esok ada masa untuk rehat dan menghafal,my sifu da tanya bila nak tasmiq da tadi..entah makin lambat aku menghabiskan hafalan..macam 2minggu 1muka jew aku hapal..lately saya memang rasa agak teruk..awak perlu berubah nurul..think3!..

Another cerita tadi ptg buat muffin bantat..laki aku xjd makan..apa lagi buang ar sumanya




 then dengan sakit hati aku buat lg satu round..naik canteek sj..lega n puas hati..so ble jual ah kat cottage adek mende ni..wahaha



yang bantat 2 punya main guna perisa yam n coklat campo choc chip n almond sekali bantat..mungkin pasal oven x pns sgt kot..antara kebarangkalian ja..apapun alhamdulillah akhirnya dpt mkn muffin mlm 2,dah lepas siap muffin goreng ayam n coslow (apa benar ejaan ini haha) makan dengan nasi panas pun sedap syukur dapat banyak tenaga dengan makan sederhana..aku siap pesan kat suami,makan untuk hidup..yah beringat2lah kita sebelum hidup untuk makan dan akhirnya xsihat kn..

wokey 2 saja cot cet i..byk sgt masa aku menuliskat sini ae huhu..ntah rasa seronok plak kemas blog ni..apa2la..wassalam..

Friday, 28 October 2011

Anas bin malik

Anas bin Malik (Wafat 93 H)
Anas bin Malik urutan ke tiga dari sahabat yang banyak meriwayatkan hadist, Ia meriwayatkan sebanyak 2.286 hadits.

Anas adalah (Khadam) pelayan Rasulullah yang terpercaya, ketika ia berusia 10 tahun, ibunya Ummu sulaiman membawanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam untuk berkhidmat. Ayahnya bernama Malik bin an-Nadlr. Rasulullah sering bergurau dengan Anas bin Malik, dan Rasulullah sendiri tidaklah bersikap seperti seorang majikan kepada hambanya.

Anas sendiri pernah berkata:” Rasulullah Shallallahu alaihi wasssalam tidak pernah menegur apa yang aku perbuat, beliau juga tidak pernah menanyakan tentang sesuatu yang aku tidak kerjakan, akan tetapi beliau selalu mengucapkan Masya’allahu kan wa ma lam yasya”.

Anas bin Malik tidak berperang dalam perang Badar yang akbar, karena usianya masih sangat muda. Tetapi ia banyak mengikuti peperangan lainnya sesudah itu. Pada waktu Abu Bakar meminta pendapat Umar mengenai pengangkatan Anas bin Malik menjadi pegawai di Bahrain, Umar memujinya :” Dia adalah anak muda yang cerdas dan bisa baca tulis, dan juga lama bergaul dengan Rasulullah”.

Sedangkan Komentar Abu Hurairah tentangnya : “ Aku belum pernah melihat orang lain yang shalatnya menyerupai Rasulullah kecuali Ibnu Sulaiman (Anas bin Malik)”.

Ibn Sirin berkata:” Dia (Anas) paling bagus Shalatnya baik di rumah maupun ketika sedang dalam perjalanan”.

Pada hari hari terakhir masa kehidupannya, Anas pindah ke Basrah, Sebagian lain mengatakan kepindahannya karena terkena fitnah Ibn al-Asy’ats yang mendorong Hajjaj mengancamnya. Maka tidak ada jalan lain bagi anas bin Malik untuk pindah ke Basrah yang menjadikan satu satunya sahabat Nabi disana.

Itulah sebabnya para Ulama mengatakan bahawa Anas bin Malik adalah sahabat terakhir yang meninggal di Basrah., pada wafatnya Muwarriq berkata: “ Telah hilang separuh ilmu. Jika ada orang suka memperturutkan kesenangannya bila berselisih dengan kami, kami berkata kepadanya, marilah menghadap kepada orang yang pernah mendenganr dari Rasululah Shallallahu alaihi wassalam”.

Sanad paling sahih yang bersumber awalnya dari : Malik, dari az-Zuhri, dan dia (Anas bin Malik). Sedangkan yang paling Dlaif dari Dawud bin al-Muhabbir, dari ayahnya Muhabbir dari Abban bin Abi Iyasy dari dia.

Ia wafat pada tahun 93 H dalam usia melampaui seratus tahun.


Disalin dari Biografi Anas dalam Thabaqaat Ibn sa’ad 7/10 dan Tahdzib 3/319

Monday, 24 October 2011

Nabi Isa Alaihissalam


Nabi Isa Alaihissalam
Kelahiran Isa yang aneh
Di antara kekuasaan Allah adalah menciptakan Adam tanpa ayah dan ibu, menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam, serta menciptakan Isa tanpa ayah.
Ya, Nabi Isa Alaihissalam adalah putra Maryam binti Imran yang dilahirkan tanpa ayah, karena Maryam hamil tanpa berhubungan dengan laki-laki.
Maryam adalah wanita salehah yang sehari-hari beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala di mihrabnya di Baitulmakdis. Suatu ketika ia didatangi malaikat yang memberitahukan bahwa ia mengandung atas seizin Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Maryam merasa sangat sedih dan cemas karena khawatir namanya akan tercemar. Menjelang kelahiran bayinya, ia segera meninggalkan daerah tempat tinggalnya. Di bawah sebatang pohon kurma, jauh dari tempat asalnya, Maryam melahirkan.
Peristiwa aneh ini akhirnya diketahui juga oleh penduduk. Mereka menuduh Maryam berbuat zina, namun keajaiban terjadi, bayi yang baru dilahirkan itu menyelamatkan ibunya dengan ucapan yang fasih bahwa ibunya tidak melakukan kesalahan dan semua ini terjadi semata-mata kehendak Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bayi Maryam inilah yang kelak menjadi Nabi Isa Alaihissalam.
Kisah kelahiran Nabi Isa Alaihissalam terdapat dalam suratÃli-’Imrân: 45-48, dan 59, surat Maryam: 16-35, Al-Anbiyâ: 91, danAt-Tahrîm: 12.

Mukjizat Nabi Isa Alaihissalam
Sejak kecil, Isa telah menunjukkan perilaku yang berbeda dibanding anak-anak sebayanya. Ia sangat haus ilmu pengetahuan. Sejak usia 12 tahun ia telah menghabiskan seluruh waktunya untuk menuntut ilmu dan menghadiri pertemuan serta diskusi para ulama di Baitulmakdis.
Nabi Isa Alaihissalam, yang dalam agama Nasrani dikenal dengan nama Yesus Kristus, menerima tugas kenabian pada usia 30 tahun di Bukit Zaitun. Ia segera memproklamasikan kerasulannya pada Bani Israil. Saat itu kehidupan keagamaan Bani Israil sudah jauh menyimpang dari ajaran Nabi Musa Alaihissalam. Bahkan sebagian dari mereka telah murtad.
Para pemuka Bani Israil menuntut Isa membuktikan kenabiannya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan banyak mukjizat bagi Isa, diantaranya ia dapat menghidupkan orang mati, menyembuhkan sejumlah penyakit, menyembuhkan mata orang yang buta sejak lahir, membuat burung hidup dari tanah liat, dan memberitahukan kepada orang-orang tentang apa yang mereka makan dan mereka simpan di rumah-rumah mereka.
Mukjizatnya ini ditunjukkan pada Bani Israil, dan dalam waktu relatif singkat, Nabi Isa Alaihissalam berhasil memperoleh banyak pengikut.
Selain mukjizat-mukjizat tsb, Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga menganugerahi kitab Injil.
Sejumlah keistimewaan Nabi Isa Alaihissalam dikisahkan dalam Al Qur’an surat Ãli-’Imrân: 49-50 dan Al-Mâ’idah: 110.

Kabar tentang akan datangnya Nabi Akhir Zaman
Di antara tugas Nabi Isa Alaihissalam adalah memberitahukan tentang akan datangnya utusan Allah di akhir zaman yang bernamaAhmad, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an surat Ash-Shâf: 6.
Dan (ingatlah) ketika ‘Isa putera Maryam berkata: Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad). Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: Ini adalah sihir yang nyata. (QS. 61:6)
Isa menyebut nama Muhammad dengan perkataan Paraclet yang berasal dari kata Piracletus dalam bahasa Yunani. Kata ini memang terdapat dalam Injil bahasa Yunani. Dalam bahasa Yunani, Piracletusartinya yang terpuji. Arti ini sama dengan kata bahasa Arab Ahmad(=terpuji) atau Muhammad (=orang yang terpuji). 

Pengangkatan Isa ke sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Nabi Isa Alaihissalam diutus oleh Allah kepada Bani Israil untuk meluruskan akhlak kaum Bani Israil yang telah menyimpang dari ajaran Taurat dan Zabur yang dibawa oleh Nabi Musa Alaihissalam dan Nabi Daud Alaihissalam. Dalam berdakwah, Nabi Isa Alaihissalam didampingi para sahabatnya yang disebut al-Hawâriyyûn, yang jumlahnya 12 orang, sesuai dengan jumlah suku (sibith) Bani Israil, sehingga masing-masing hawari ini ditugaskan untuk menyampaikan risalah Injil bagi masing-masing suku Bani Israil.
Nama-nama ke-12 hawari itu menurut Injil adalah sebagai berikut:
Simon bin Yunus (alias Petrus)
Andreas bin Yunus
Yakub bin Zabdi
Yahya bin Zabdi (alias Yohannes)
Pilipus
Natanael (alias Bartolomius)
Thomas
Matius bin Alpius (alias Lewi, pemungut cukai dari Kapernaum)
Yakub bin Alpius
Lebeus (alias Tadius)
Simon Zelotes (dari Kanani)
Yudas Iskariot
Kisah para sahabat Nabi Isa Alaihissalam ini terdapat dalam surat Al-Mâ’idah: 111-115 dan surat Ãli-’Imrân: 52. Dalam surat tsb diceritakan bahwa al-Hawâriyyûn meminta Nabi Isa Alaihissalam menurunkan makanan dari langit. Nama surat Al-Maidah yang berarti makanan diambil karena mengandung kisah ini. Kejadian turunnya makanan dari langit ini makin menambah ketebalan iman para pengikut Isa Alaihissalam.
Karena makin lama pengikut Isa Alaihissalam semakin banyak, para pemuka Yahudi makin kehilangan pengaruh. Mereka lalu membuat sejumlah tuduhan palsu terhadap Isa yang mengakibatkan pihak penguasa Romawi memutuskan untuk menangkap Isa. Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang melindungi rasul-Nya menyelamatkan Isa dengan mengangkatnya ke sisi-Nya. Sementara itu, Yudas, murid Isa Alaihissalam yang munafik dan berkhianat dengan menunjukkan tempat persembunyian Nabi Isa Alaihissalam kepada musuh yang mengejarnya, wajahnya dibuat oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadi serupa dengan Isa Alaihissalam, sehingga dialah yang kemudian diambil pasukan raja dan disalib di tiang kayu.
Kisah ini terdapat dalam surat Ãli-’Imrân: 55 dan An-Nisâ: 157-158.
Menurut riwayat, 6 tahun setelah pengangkatan Nabi Isa Alaihissalam, Maryam wafat dan dimakamkan di sebuah gereja di Baitulmakdis. Sementara itu para al-Hawâriyyûn yang selamat dari pengejaran berdakwah menyebarkan ajaran Nabi Isa Alaihissalam secara sembunyi-sembunyi.

Tuesday, 12 July 2011

GOLONGAN YANG MENGIKUT MUTASYABIHAT

OLEH: MUHAMMAD ASRIE BIN SOBRI

Pada zaman kita ini, telah muncul begitu ramai golongan yang menisbahkan diri mereka kepada pergerakan Islam dan mengaku memperjuangkan Islam tetapi mereka mengikut methode yang dilarang syarak dalam beragama. Mereka mengikut ayat-ayat mutasyabihat dan meninggalkan ayat-ayat yang muhkamat dalam al-Qur’an kemudian melakukan takwilan yang tidak diberi kemafaan kepada pelakunya.

Allah s.w.t melarang kita mengikut mutasyabihat dalam firman-Nya ayat ke-7 surah Ali Imran:

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلا اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلا أُولُو الأَلْبَابِ

Maksudnya: “Dia lah yang menurunkan kepadamu (Wahai Muhammad) Kitab suci Al-Quran. sebahagian besar dari Al-Quran itu ialah ayat-ayat “Muhkamaat” (yang tetap, tegas dan nyata maknanya serta jelas maksudnya); ayat-ayat Muhkamaat itu ialah ibu (atau pokok) isi Al-Quran. dan yang lain lagi ialah ayat-ayat “Mutasyaabihaat” (yang samar-samar, tidak terang maksudnya). oleh sebab itu (timbulah faham yang berlainan menurut kandungan hati masing-masing) - adapun orang-orang yang ada Dalam hatinya kecenderungan ke arah kesesatan, maka mereka selalu menurut apa yang samar-samar dari Al-Quran untuk mencari fitnah dan mencari-cari Takwilnya (memutarkan maksudnya menurut yang disukainya). padahal tidak ada yang mengetahui Takwilnya (tafsir maksudnya yang sebenar) melainkan Allah. dan orang-orang Yang tetap teguh serta mendalam pengetahuannya dalam ilmu-ilmu agama, berkata:” Kami beriman kepadaNya, semuanya itu datangnya dari sisi Tuhan kami” dan tiadalah yang mengambil pelajaran dan peringatan melainkan orang-orang yang berfikiran”.

Nabi s.a.w bersabda dalam mentafsirkan ayat ini:

إِذَا رَايْتُمُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ، فَاُولَئِكَ الَّذِينَ سَمَّى اللَّه ، فَاحْذَرُوهُمْ

Maksudnya: “Apabila kamu melihat kaum yang mengikut apa yang samar-samar daripadanya maka merekalah yang Allah nyatakan dalam ayat ini, jauhilah mereka”. [al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, al-Tarmizi, Ibn Majah, Ahmad].

Apakah Makna Mutasyabih dan Muhkamat?

Muhkamat adalah ayat-ayat yang jelas maknanya, yang tidak membawa wajah yang banyak adapun mutasyabihat adalah yang tidak jelas maknanya dan mempunyai wajah makna yang pelbagai.

Termasuk juga dalam kategori muhkam adalah ayat-ayat nasikh dan dalam kategori mutasyabihat ayat-ayat mansukh. Ayat muhkamat tidak boleh menerima takwil seperti firman Allah s.w.t:

الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

Maksudnya: “Dialah al-Rahman (Yang Maha Mengasihani); bersemayam di atas Arasyh” [Taha:5]

Tidak warid dalam al-Qur’an dan hadis perkataan al-Arsy melainkan dengan makna singgahsana dan tidak ada dalam al-Qur’an dan hadis perkataan istiwa’ melainkan maknanya adalah ‘Ala wa irtafa’a (meninggi) atau istaqarra (menetap) maka maknanya jelas. Adapun kaifitanya bukanlah bidang perbincangan tafsir.

Misal mutaysabihat seperti firman Allah s.w.t:

وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ ثَلَاثَةَ قُرُوءٍ
Maksudnya: “dan wanita-wanita yang diceraikan hendaklah menahan diri mereka (beriddah) tiga kali quru’..” [al-Baqarah: 228]

Kalimah quru’ dalam bahawa membawa makna sama ada suci atau haid kerana terdapatnya riwayat-riwayat para sahabat yang mentafsirkan dengan kedua-dua makna ini.

Demikian juga apabila terdapat dua ayat yang bertentangan sehingga tidak boleh menggabungkannya daripada segi hukum atau makna dan salah satu daripadanya turun dahulu dan satu lagi terkemudian, maka ayat yang terdahulu itu menjadi ayat mansuk (dihapuskan hukumnya) dan yang terkemudian menjadi nasikh(yang memansukhkan) yang perlu diikut.

Misal nasikh dan mansukh adalah firman Allah s.w.t :

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ

Maksudnya: “Tidak ada paksaan dalam beragama (memeluk Islam)…” [al-Baqarah: 256]

Ayat ini telah dimansukhkan hukumnya dengan ayat Qital yakni surah al-Taubah yang memerintahkan memerangi kaum musyrik sehingga mereka memeluk Islam atau membayar jizyah. Termasuk juga makna muhkamat adalah ayat yang berdiri sendiri dan tidak memerlukan ayat lain mentafsirkannya manakala ayat mutasyabihat pula adalah ayat-ayat yang memerlukan pemahaman kolektif untuk memahami maksudnya.

Contoh Mereka yang Mengikut Mutasyabihat:

Golongan Nasrani: Golongan Nasrani menimbulkan syubhat berkenaan keesaan Allah s.w.t melalui kalimah ‘Kami’ yang sering Allah s.w.t gunakan dalam siyaq mutakallim(zat yang berbicara) seperti :

نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُونَ إِذْ يَقُولُ أَمْثَلُهُمْ طَرِيقَةً إِنْ لَبِثْتُمْ إِلَّا يَوْمًا

Maksudnya: “(Allah berfirman): Kami lebih mengetahui akan kadar masa yang mereka katakan itu, manakala orang yang lebih tepat pendapatnya di antara mereka berkata pula: “Tiadalah kamu tinggal melainkan satu masa yang amat singkat”. [Taha: 104]

Mereka menimbulkan syubhat bahawa penggunaan ‘Kami’ oleh Allah menunjukkan triniti. Ini adalah salah kerana ‘Kami’ digunakan oleh Arab sama ada untuk ramai atau untuk takzim (membesarkan diri). Mereka meninggalkan ayat Allah s.w.t yang jelas dalam urusan Tauhid seperti firman-Nya:

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
Maksudnya: “Katakanlah: Dia lah Allah yang Maha Esa” [al-Ikhlas: 1]

Demikian juga mereka menggunakan ayat :

إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ

Maksudnya: “Sesungguhnya al-Masih Isa anak lelaki Maryam itu adalah Rasulullah dan kalimah-Nya yang dilontarkan kepada Maryam..” [al-Nisaa: 171]

Mereka berdalilkan bahawa Isa a.s adalah kalimah Allah dan kalimah Allah bukan makhluk maka Isa a.s bukan makhluk namun mereka mengabaikan ayat yang muhkam iaitu dalam ayat tersebut juga Allah menisbahkan Isa a.s sebagai anak Maryam dan kalimah itu dilontar kepada Maryam yang menunjukkan berlakunya proses penciptaan. Ini berdasarkan firman Allah s.w.t dalam surah Yasin ayat 82:

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

Maksudnya: “Sesungguhnya keadaan kekuasaanNya apabila Dia menghendaki adanya sesuatu, hanyalah Dia berfirman kepada (hakikat) benda itu: ” Jadilah engkau! “. maka ia terus menjadi”.

Mereka juga mengabaikan ayat muhkam yang hanya sambungan kepada ayat 171 surah al-Nisaa di atas:

فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ

Maksudnya: “maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-rasulNya, dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”. berhentilah (daripada mengatakan yang demikian), supaya menjadi kebaikan bagi kamu. Hanyasanya Allah ialah Tuhan Yang Maha Esa, Maha suci Allah daripada mempunyai anak…”

Mereka menggunakan ayat-ayat mutasyabihat dan cuba mengalih perhatian daripada ayat-ayat muhkamat untuk menimbulkan syak dalam diri seorang muslim terhadap akidah Islam.

Golongan Yahudi: Yahudi menggunakan firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 122:

يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّي فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ

Maksudnya: “Wahai Bani Israil, kenanglah akan limpah kurnia nikmatKu yang telah Kuberikan kepada kamu, dan Aku telah melebihkan (datuk nenek) kamu (yang taat dahulu) atas umat-umat yang lain (yang ada pada zamannya).”

Untuk menunjukkan bahawa mereka adalah Bangsa Allah yang Terpilih dan mereka berhak memerintah bumi ini sesuka hati mereka. Mereka lupa bahawa Allah s.w.t berfirman juga:

وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ

Maksudnya: “dan (ingatlah), ketika Nabi Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan beberapa kalimah (suruhan dan larangan), maka Nabi Ibrahim pun menyempurnakannya. (setelah itu) Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku melantikmu menjadi Imam (Pemimpin ikutan) bagi umat manusia”. Nabi Ibrahim pun memohon dengan berkata: “(Ya Tuhanku!) Jadikanlah juga (apalah jua kiranya) dari keturunanku (pemimpin-pemimpin ikutan)”. Allah berfirman: “(Permohonanmu diterima, tetapi) janjiKu ini tidak akan didapati oleh orang-orang yang zalim.”

Jika kita lihat pada tempat bergaris jelas bahawa mereka yang berlaku zalim, menyeleweng dan enggan beriman kepada Nabi Muhammad s.a.w tidak lah menjadi bangsa yang diutamakan Allah s.w.t. Allah mengangkat darjat mereka kerana mereka beriman kepada Allah s.w.t dan menjalankan perintah-Nya, namun apabila mereka berlaku zalim dengan memusuhi Rasulullah s.a.w dan enggan beriman kepadanya, maka keistimewaan ini hilang.

Demikian juga keutamaan yang diberi kepada mereka ketika itu adalah kerana Nabi dan Rasul berada dalam kalangan mereka, apabila Nubuwah dan Risalah berpindah kepada Muhammad s.a.w, maka keutamaan itu Allah s.w.t telah pindahkan kepada umat baginda sebagaimana firman Allah s.w.t:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

Maksudnya: “kamu (Wahai umat Muhammad) adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi (faedah) umat manusia, (kerana) kamu menyuruh berbuat segala perkara yang baik dan melarang daripada segala perkara yang salah (buruk dan keji), serta kamu pula beriman kepada Allah (dengan sebenar-benar iman)…”[Ali Imran, 110].

Ayat ini muhkam menjelaskan keutamaan telah berpindah kepada Umat Muhammad s.a.w jadi jika mereka hendak terus menjadi bangsa yang utama hendaklah mereka mengikut ajaran Islam yang dibawa Muhammad s.a.w.

Golongan Khawarij: Khawarij adalah antara fahaman Islam yang menyeleweng yang pertama muncul dan antara pertama mengikut ayat mutasyabihat dalam kalangan umat Ijabah (Umat Islam). Mereka menggunakan firman Allah s.w.t dalam surah al-Maidah ayat 44:

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ

Maksudnya: “Sesiapa yang tidak berhukum dengan hukum Allah maka mereka itu adalah golongan kafir”.

Berdasarkan ayat ini mereka mengkafirkan semua pelaku dosa besar daripada umat Islam dan meninggalkan ayat 45 surah al-Maidah:

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Maksudnya: “Sesiapa yang tidak berhukum dengan hukum Allah maka mereka adalpah golongan yang zalim”.

Dan ayat 47 Surah al-Maidah:

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Maksudnya: “Sesiapa yang tidak berhukum dengan hukum Allah maka mereka adalah orang yang fasiq”.

Ayat-ayat ini menunjukkan bahawa tidak semua gpolongan yang melanggar hukum Allah s.w.t itu kafir, bahkan ada antara mereka dihukum zalim dan fasiq sahaja.

Golongan Jahmiyah: Golongan Jahmiyah Ghulah seperti Jaham bin Safwan menolak adanya sifat bagi Allah s.w.t sama sekali kerana mengikut hawa nafsu, kemudian datang pula Jahmiyah Muktadilah (pertengahan) seperti Muktazilah menafikan adanya sifat bagi Allah s.w.t dengan takwil. Punca mereka bertindak begini adalah kerana mengikut sebahagian al-Qur’an dan membuang sebahagian yang lain. Telah kita jelaskan bahawa ayat mutasyabihat merangkumi ayat yang perlu difahami secara kolektif tidak boleh cukup sekadar dengan ayat itu sendiri.

Jahmiyah menggunakan firman Allah s.w.t:

قَالَ لَنْ تَرَانِي

Maksudnya: “Allah berfirman: “engkau tidak sekali-kali akan sanggup melihatKu…” [al-A'raf : 143]

Untuk menunjukkan Allah s.w.t tidak akan dapat dilihat sama ada di dunia ataui akhirat. Mereka lupa sambungan ayat ini:

وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي

Maksudnya: “akan tetapi lihatlah kepada gunung itu, jika dia kekal di tempatnya maka kamu akan melihat-Ku..”

Maka, kegagalan Musa a.s untuk melihat Allah s.w.t bukanlah kerana Allah s.w.t tidak dapat dilihat tetapi kerana faktor-faktor kemanusiaan dan keadaan alam dunia yang menghalang Musa a.s. Apabila kita berada di akhirat, berada dalam syurga, maka keadaan berbeza dan faktor penghalang telah tiada maka secara naqli dan aqli jelas bahawa Allah s.w.t boleh dilihat. Andainya Muktazilah mahu meneruskan membaca al-Qur’an sehingga habis tentu mereka tidak akan tersesat begitu jauh.

Golongan Harakiah[1]: Harakiah atau Hizbiah merupakan golongan yang paling banyak menggunakan ayat dan hadis mutasyabihat pada zaman kita ini. Antara conthnya mereka menggunakan ayat berikut:

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

Maksudnya: ” Allah tidak melarang kamu daripada berbuat baik dan berlaku adil kepada orang-orang yang tidak memerangi kamu kerana agama (kamu), dan tidak mengeluarkan kamu dari kampung halaman kamu; Sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berlaku adil.” [al-Mumtahinah: 8].

Untuk membolehkan kita bermawaddah (berkasih sayang) dan memberi wala’ (kesetiaan) kepada orang kafir seperti menjadikan mereka teman rapat dan menjalankan usaha al-Taqrib (mendekatkan) antara agama dengan tujuan membiarkan manusia dengan agama masingp-masing. Mereka tidak memahami antara perintah berlaku adil dan berbuat baik kepada orang kafir dengan larangan berwala’ dan bermawaddah dengan orang kafir. Allah s.w.t jelas melarang kita bermawaddah dan berkasih setia dengan kaum kafir dalam firman-Nya :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ قَدْ يَئِسُوا مِنَ الْآخِرَةِ كَمَا يَئِسَ الْكُفَّارُ مِنْ أَصْحَابِ الْقُبُورِ

Maksudnya: “Wahai orang-orang yang beriman! janganlah kamu jadikan teman rapat mana-mana kaum yang dimurkai Allah, mereka telah berputus asa daripada mendapat kebaikan akhirat, sebagaimana berputus asanya orang-orang kafir yang ada di dalam kubur”. [al-Mumtahinah: 13].

Dan firman Allah s.w.t:

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Maksudnya: “Engkau tidak akan dapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, tergamak berkasih-mesra dengan orang-orang yang menentang (perintah) Allah dan RasulNya, sekalipun orang-orang yang menentang itu ialah bapa-bapa mereka, atau anak-anak mereka, atau saudara-saudara mereka, ataupun keluarga mereka. mereka (yang setia) itu, Allah telah menetapkan iman dalam hati mereka, dan telah menguatkan mereka dengan semangat pertolongan daripadanya; dan Dia akan memasukkan mereka ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai, mereka tetap kekal di dalamnya. Allah reda akan mereka dan mereka reda (serta bersyukur) akan nikmat pemberianNya. merekalah penyokong-penyokong (agama) Allah. Ketahuilah! Sesungguhnya penyokong-penyokong (agama) Allah itu ialah orang-orang yang berjaya.” [al-Mujadilah: 22].

Allah s.w.t jelas dalam dua ayat ini melarang kita berwala’ (memberikan kesetiaan dan ketaatan) kepada orang kafir secara mutlak sama ada dia memerangi kita atau tidak. Adapun Allah s.w.t tidak menghalang kita berjual beli, bermuamalat dengan kaum kafir yang tunduk kepada undang-undang Islam seperti tidak mengambil riba dan menjual barangan haram. Allah s.w.t juga membenarkan kita menegakkan hukum antara mereka dengan adil apabila mereka meminta kita menghukum atas sesuatu perselisihan antara mereka apabila mereka sanggup mengikut hukum syariat kita. Demikian juga apabila terbukti seorang muslim melakukan kejahatan terhadap seorang kafir zimmi yang tunduk pada negara Islam, maka syarak memerintahkan kita menegakkan keadilan terhadap kaum kafir yang terzalim tadi.

Adapun menjadikan mereka pemimpin umat Islam, melantik mereka menjadi menteri atau ahli Parlimen dan menyamakan mereka dengan panggilan saudara dan sebagainya (sedangkan dia tidak mempunyai pertalian darah dengan kita) maka ini dilarang dalam syarak secara mutlak.

Asal kesalahan harakiah dalam perkara ini gagal membezakan antara ‘mawaddah’(berkasih sayang) dan ‘al-birr’ (berbuat baik), al-wala’ (memberi kesetiaan) dan al-iqsat (berlaku adil).

Demikian lah beberapa contoh golongan yang mengikut mutaysabihat lalu mereka tersesat dan Allah s.w.t dan Rasul-Nya telah melarang kita mengikut jejak langkah mereka. Semoga kita dimasukkan dalam golongan yang kuat ilmu dan iman kepada Allah s.w.t. Amin.



[1] Maksud Harakiah adalah parti-parti politik Islam terutama Harakat Ikhwan al-Muslimun yang menjadikan politik matlamat dakwah mereka.

Monday, 11 July 2011

APA KATA IBN BAZ R.H BERKENAAN KERAJAAN ARAB SAUDI?


Kerajaan Arab Saudi yang memerintah kebanyakan Hijaz termasuk Mekah dan Madinah sering mendapat kecaman dan kutukan daripada mereka yang dengki terutama musuh-musuh Dakwah Salafiah dan apabila ada pihak-pihak yang cuba membela kerajaan yang banyak berjasa ini, maka golongan ini tanpa teragak-agak akan melontar tuduhan ‘Pengampu’, ‘Penjilat Pemerintah’, dan sebagainya kepada mereka.
Bahkan jika ada Ulama yang membela kerajaan ini, para Ulama ini juga tidak akan terlepas daripada tuduhan keji kaum ini terutama Syeikhul Islam Ibn Baz r.h, beliau dituduh sebagai pengampu kerajaan Arab Saudi kerana beliau menjadi mufti kerajaan ini.
Maka di sini kami bawakan kenyataan Syeikh Ibn Baz r.h sendiri berkenaan kerajaan ini yang menunjukkan bahawa Syeikh adalah seorang yang insaf bukanlah pelampau sama ada dalam mengampu mahupun mengkritik.
TEKS UCAPAN IBN BAZ R.H:
وهذه الدولة السعودية دولة مباركة نصر الله بها الحق , ونصر بها الدين , وجمع بها الكلمة , وقضى بها على أسباب الفساد وأمن الله بها البلاد , وحصل بها من النعم العظيمة ما لا يحصيه إلا الله , وليست معصومة , وليست كاملة , كل فيه نقص فالواجب التعاون معها على إكمال النقص , وعلى إزالة النقص , وعلى سد الخلل بالتناصح والتواصي بالحق والمكاتبة الصالحة , والزيارة الصالحة , لا بنشر الشر والكذب , ولا بنقل ما يقال من الباطل ; بل يجب على من أراد الحق أن يبين الحق ويدعو إليه , وأن يسعى في إزالة النقص بالطرق السليمة وبالطرق الطيبة وبالتناصح والتواصي بالحق هكذا كان طريق المؤمنين وهكذا حكم الإسلام , وهكذا طريق من يريد الخير لهذه الأمة , أن يبين الخير والحق وأن يدعو إليه , وأن يتعاون مع ولاة الأمور في إزالة النقص , وإزالة الخلل , هكذا أوصى الله جل وعلا بقوله سبحانه : { وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ }
TERJEMAHAN:
“dan Negara Saudiah ini adalah negara yang diberkati, Allah telah membantu dengannya kebenaran, membantu dengannya agamaNya, menghimpun dengannya Kalimah, menghapuskan dengannya sebab-sebab kekecohan dan huru-hara, mengamankan dengannya negara, dan telah berhasil melaluinya nikmat yang tidak dapat dihitung melainkan Allah jua.
Namun, kerajaan ini tidaklah maksum (terpelihara daripada kesalahan), tidak sempurna, semuanya ada padanya kekurangan, maka yang wajib adalah bekerjasama dengannya di samping menyempurnakan kekurangan dan membuang kekurangan yang ada, demikian juga menutup keaiban yang ada dengan nasihat menasihati, pesan memesan dengan kebenaran, berutusan surat dengan baik dan melakukan ziarah dengan baik.
Bukan dengan menyebarkan kejahatan dan kedustaan, bukan juga dengan memindahkan cerita-cerita batil yang direka-reka, bahkan wajib atas mereka yang hendak kepada kebenaran untuk menjelaskannya dan menyeru kepadanya, berusaha menghilangkan kekurangan yang ada dengan cara yang baik dan sejahtera, dengan nasihat dan pesanan yang benar kerana inilah cara orang-orang beriman dan inilah hukum Islam serta inilah jalan orang yang berkehendak kepada kebaikan untuk umat ini iaitu hendaklah mereka menjelaskan perkara yang baik dan benar serta menyeru kepadanya bersama melakukan kerjasam dengan pemerintah untuk menghilangkan kekurangan dan keaiban yang ada, demikianlah pesanan Allah Taala dalam firman-Nya (maksudnya): “dan bekerjasama lah kamu dalam perkara yang baik dan takwa, janganlah kamu bekerjasama dalam perkara dosa dan permusuhan, bertakwalah kamu kepada Allah kerana Allah itu sesungguhnya sangat dahsyat hukumanNya”. [al-Maidah: 2].
[Sumber: Majmuk Fatawa wa Maqalat Ibn Baz, 9/98].
Inilah kata-kata Insaf yang sepatutnya disedari seorang muslim, janganlah kita mudah termakan denga fitnah pihak musuh-musuh Islam kerana mereka sentiasa tidak senang duduk melihat adanya negara Islam yang masih menegakkan syiar-syiar agama Islam.
Amat tidak masuk akal jika seseorang boleh menuduh kerajaan Arab Saudi sebagai pengekor pihak barat dan kerajaan boneka barat dan orang yang mengucapkan perkataan seperti ini tidak lepas daripada dua jenis manusia:
Pertama: Si Jahil yang buta sejarah dan maklumat
Kedua: Si Jahat yang dengki dan tukang penabur fitnah.
Sejarah membuktikan kepada kita bagaimana Kerajaan Keluarga Saud diperangi oleh pihak Barat, sehingga apabila Kerajaan Usmaniah melalui Gabenornya di Mesir memerangi dan menamatkan riwayat kerajaan Saudi pertama, British tidak menunggu lama untuk menyampaikan perutusan Tahniah kepada pihak Usmaniah dan Mesir.
Sebagaimana sejarah menyaksikan, Kerajaan Saudi adalah pembekal utama bantuan dan sokongan kepada tentera Qawasim Oman yang berperang di Teluk Arab melawan penjajahan Inggeris di kawasan itu dan Portugal, maka dengan jatuhnya kerajaan Saudi di tangan Mesir dan Usmaniah, British bebas daripada ancaman Qawasim ini bahkan melakukan kerjasama dengan kerajaan Mesir yang merupakan wakil Kerajaan Usmaniah untuk memerangi pasukan Mujahidin Qawasim di Teluk. [Rujuk: ‘Ali al-Salabi, al-Daulah al-Usmaniah; ‘Awamil al-Nuhud wa Asbab al-Suqut, 2/260-261]
Kita juga perlu sedar tangan-tangan yang menyerang dan meruntuhkan kerajaan Saudi di Nejd suatu ketika dahulu semuanya adalah tangan-tangan musuh bertopengkan Islam. Misalnya Gabenor Mesir, Muhammad Ali Basha terkenal seorang yang anti-Islam dan dia lah telah menukar Mesir daripada sebuah negara Islam kepada negara Sekular dan kisah ini terlalu masyhur untuk dihikayatkan di sini. [Lihat: ‘Ali al-Salabi; 2/243 dan selepasnya].
Sultan Usmaniah, Mahmud II ketika itu, bukanlah seorang pemerintah yang baik malah baginda adalah Sultan Usmaniah yang bertanggungjawab memperkenalkan sistem barat dalam pentadbiran Usmaniah di mana baginda menukar pakaian rasmi kerajaan Usmaniah kepada pakaian ala barat dan  pembaharuan (Nizam Jadid) yang baginda lakukan merupakan laluan utama kepada proses mensekularkan Turki Usmaniah. [Ali al-Salabi, 2/234, Fadlullah Jamil, m.s 135].
Sehingga hari ini, pihak barat masih lagi cuba untuk mengganggu-gugat keamana negara Arab Saudi ini dan sentiasa menuduh Saudi dengan aktiviti keganasan, jika benar kerajaan Saudi ini boneka barat dan telah mendapat reda barat, kenapa mereka masih mengganggu dan mengacau kestabilannya?
Maka bersama-samalah kita melihat negara Tauhid ini yang telah berjasa besar mempertahankan Haramain; Mekah dan Madinah daripada ancaman musuh dengan hati yang penuh sangka baik dan dada yang lapang serta insaf untuk menilai baik jasa-jasa saudara se-muslim jauh daripada pengaruh-pengaruh politik perbibadi. Wallahua’lam.

NIQAB : ANUGERAH ALLAH YANG DIZALIMI


OLEH: MUHAMMAD ASRIE BIN SOBRI

Allah Taala berfirman:
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
Maksudnya: “orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak sekali-kali akan bersetuju atau suka kepadamu (Wahai Muhammad) sehingga engkau menurut agama mereka (yang telah terpesong itu). Katakanlah (kepada mereka): “Sesungguhnya petunjuk Allah (agama Islam itulah petunjuk yang benar”. dan Demi Sesungguhnya jika engkau menurut kehendak hawa nafsu mereka sesudah datangnya (wahyu yang memberi) pengetahuan kepadamu (tentang kebenaran), maka tiadalah engkau akan peroleh dari Allah (sesuatupun) yang dapat mengawal dan memberi pertolongan kepada mu.” [al-Baqarah: 120].
Tindakan kerajaan Kafir yang zalim lagi kejam, Perancis melarang Umat Islam wanita memakai Niqab atau penutup muka yang dikenali sebagai ‘Purdah’ merupakan realiti dan tafsiran hidup terhadap firman Allah Taala di atas. Demikianlah kaum kafir tidak pernah diam dan tidak akan berhenti menzalimi dan menghina agama Islam dan umatnya sehinggalah mereka berjaya memesongkan akidah kaum muslimin.
Saya bersegera menulis artikel ini dengan harapan mendahului salakan anjing-anjing Oreintalis yang akan menyalak tanda sokongan terhadap tindakan Sarkozy –Alaihi minallahi ma Yastahiq- ini kerana perkara ini pernah berlaku sebelum ini ketika mana pendahulu Sarkozy mengharamkan pemakaian tudung dan disambut dengan salakan sokongan oleh anjing belaan al-Azhar al-Syarif yang dipakaikan jubah Ulama.
Umat Islam hari ini mudah terkeliru dengan dakyah-dakyah barat kerana kaum kafir pada hari ini lebih maju berbanding dahulu kerana mereka bukan sahaja akan disokong oleh ahli-ahli politik penyembah demokrasi dan sekularisme bahkan anjing-anjing berserban dan berjubah yang menggelar diri mereka Ulama (sedangkan mereka Ular dalam semak).
Allah Taala telah menyamakan kaum yang menggelar diri mereka Ulama namun  menjadi penyesat umat dengan anjing yang menjulur lidah sebagaimana dalam firmanNya:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ (175) وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (176)
Maksudnya: “dan bacakanlah kepada mereka (Wahai Muhammad), khabar berita seorang yang Kami beri kepadanya (pengetahuan mengenai) ayat-ayat (Kitab) kami. kemudian ia menjadikan dirinya terkeluar dari mematuhinya, lalu ia diikuti oleh Syaitan (dengan godaannya), maka menjadilah dari orang-orang yang sesat. dan kalau Kami kehendaki nescaya Kami tinggikan pangkatnya dengan (sebab mengamalkan) ayat-ayat itu. tetapi ia bermati-mati cenderung kepada dunia dan menurut hawa nafsunya; maka bandingannya adalah seperti anjing, jika engkau menghalaunya: ia menghulurkan lidahnya termengah-mengah, dan jika engkau membiarkannya: ia juga menghulurkan lidahnya termengah-mengah. Demikianlah bandingan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. maka ceritakanlah kisah-kisah itu supaya mereka berfikir.” [al-A’raf: 175-176].
Ayat ini menceritakan kisah Bal’am bin Ba’ir atau Bal’am bin Abir, seorang alim daripada yang mustajab doanya telah berpaling tadah daripada ajaran Rasulnya iaitu Nabi Musa a.s ketika itu dan menyokong kaum kafir yang hendak memerangi Musa a.s dan menyekat baginda dan kaum baginda memasuki Tanah Yang dijanjikan (Palestin) setelah berakhirnya tempoh sesat 40 tahun. Akhirnya dia dijadikan hina umpama anjing oleh Allah Taala, menjadi ahli neraka dan lidahnya terjulur bagaikan anjing.-Nauzubillah min zalik-.
Maka saya menyeru kepada mereka yang telah diberikan Allah Taala kemuliaan dengan kedudukan sebagai Mufti, Alim Ulama, Ahli Fatwa, dan lainnya supaya tetaplah di atas prinsip dan berpegang teguhlah dengan agama Allah Taala dalam apa jua keadaan melanda. Umat Islam dewasa ini amat memerlukan keikhlasan anda dan ketelusan lidah anda bukan putar belit dan fatwa yang berselirat dengan helah dan syubhat.
Kembali kepada isu Niqab atau Purdah, ketahuilah wahai Saudara-saudariku se-Islam, sesungguhnya memakai purdah atau niqab adalah tuntutan syariat Islam kepada seorang wanita muslimah mukminah dan para Ulama Islam tidak pernah berbeza pendapat dalam masalah ini.
Pemakaian Niqab atau Purdah bukanlah satu penghinaan atau pengurungan bahkan merupakan kemuliaan dan keistimewaan yang Allah Taala anugerahkan kepada para wanita. Saya tidak akan mendatangkan logik yang susah atau qias mantik yang panjing, cukuplah jika saudara dan saudari sekalian perhatikan buah-buahan yang sedang mekar masak, lazat dipandang dan menarik perhatian burung dan haiwan lain memakannya, apakah yang akan dibuat oleh tuan kebun yang memeiliki buah itu?
Jawapan yang pantas tuan-tuan dan puan-puan, tentu sekali akan dibalutnya, dibungkus dengan rapi. Demikian juga apabila tuan-tuan dan puan-puan mengeluarkan wang daripada ATM, wang yang menarik mata pencuri dan perompak, apakah tindakan pantas yang akan dilakukan? Wah, bagus anda semua, jawapan yang tepat: Kita simpan cepat-cepat dalam dompet atau beg galas, kita tutup wang tersebut jangan sampai dilihat orang lain.
Nah, sekarang, apakah dengan membalut buah tadi atau menyimpan wang dalam dompet kita tidak sayang kepada buah atau wang tadi? Kita hendak merendah-rendahkan nilai buah dan wang tadi? Sungguh sama sekali tidak, bahkan kita menyembunyikan keduanya kerana keduanya sangat berharga pada kita sehingga kita tidak sanggup orang lain melihatnya dan mencederakannya.
Demikianlah pandangan Islam terhadap wanita, mereka adalah maruah, mereka adalah pembentuk generasi mendatang, dan tunjang keluarga yang setiap lelaki yang berjaya tidak dapat tidak berdiri di belakangnya seorang wanita yang hebat. Maka Islam memerintahkan mereka menutup tubuh mereka, terutama wajah yang menjadi himpunan kecantikan wanita yang sentiasa menarik perhatian burung-burung bernama lelaki untuk mematuknya.
Semua manusia sama ada muslim, nasrani, yahudi, hindu dan lainnya mengakui lelaki yang paling hebat dan berpengaruh di dunia ini adalah Muhammad bin Abdullah s.a.w. Tahukah tuan-tuan dan puan-puan, semua isteri-isteri baginda yang menyokong baginda sepanjang perjuangan baginda adalah semuanya wanita berpurdah? Demikian juga anak-anak gadis baginda dan isteri-isteri para Sahabat baginda yang merupakan pembantu setia dalam perjuangan adalah mereka yang berpurdah.
Maka dakwaan liar si anjing Sarkozy dan mereka yang menyalak bersamanya adalah dakwaan batil bahawa Purdah adalah penghinaan dan menyekat kebebasan. Dakwaan anjing-anjing kafir ini berlawanan dengan akal yang sejahtera dan realiti yang nyata. Lihatlah wanita-wanita kafir yang berjalan mededahkan tubuh dan wajah, mereka semua tidak terlepas menjadi tatapan nafsu sang lelaki sama ada kita perasan atau tidak.
Demikian juga wanita-wanita muslimah yang terperangkang dalam jerangkap samar Iblis ini, semuanya menjadi korban nafsu dan syahwat dan jika tidak paling kurang akan menjadi santapan neraka di akhirat nanti, nauzubillah min zalik.
Sabda Nabi s.a.w:
المرأةُ عورة ، فَإِذا خَرَجَتْ اسْتَشْرَفَهَا الشيطانُ
Maksudnya: “Wanita itu adalah aurat, apabila dia keluar (dari rumah) maka syaitan akan menghiasanya”. [al-Tarmizi dan Ibn Khuzaimah, hadis Hasan Gharib].
Ini adalah hakikat yang diberitakan oleh Rasulullah s.a.w yang diterima daripada Allah Taala dan perlu diingat Allah Taala adalah pencipta Alam ini termasuklah lelaki dan wanita. Maka Dia Maha Mengetahui apakah jenis pakaian yang perlu dipakai oleh lelaki dan apakah pula jenis pakaian yang perlu dipakai oleh wanita.
Alangkah malang makhluk yang bernama manusia, apabila Allah memberinya nafas dia ambil, Allah berinya makanan dia makan, diberi minuman dia minum, namun apabila Allah Taala memberinya pakaian yang memang sesuai dengan kejadian yang Allah ciptakan dia, dia menolak dan mendakwa dia lebih tahu mana yang sesuai.
Islam apabila membezakan sesuatu hukum antara lelaki dan wanita bukanlah kerana Islam memandang wanita itu hina atau makhluk yang rendah darjatnya namun Islam memandang daripada sudut kejadian masing-masing yang telah Allah Taala ciptakan. Firman Allah Taala:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
Maksudnya: “kaum lelaki itu adalah pemimpin dan pengawal yang bertanggungjawab terhadap kaum perempuan, oleh kerana Allah telah melebihkan orang-orang lelaki (dengan beberapa keistimewaan) atas orang-orang perempuan, dan juga kerana orang-orang lelaki telah membelanjakan (memberi nafkah) sebahagian dari harta mereka…” [al-Nisaa: 34]
Ayat ini menjelaskan bahawa Allah Taala telah menciptakan lelaki dengan beberapa kelebihan berbanding wanita demikian juga wanita diciptakan tidak sama dengan lelaki, dan lelaki itu diberi tanggungjawab berbeza dengan wanita maka setiap hukum yang berbeza antara lelaki dan wanita bukanlah kerana Islam hendak merendahkan wanita tetapi dalam rangka berlaku adil terhadap masing-masing jantina.
Firman Allah Taala:
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
Maksudnya: “ Allah tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya…” [al-Baqarah: 286].
Oleh itu, janganlah cepat kita menuduh Islam agama yang suci murni ini dengan tohmahan dan fitnah yang tidak berasaskan sedangkan kita sendiri tidak memahami perkara yang kita tohmah dan fitnah itu. Amat buruklah mereka yang menerima dan menggunakan nikmat Allah kemudian menolak perintah dan larangNya.
Kaum Muslimin, muslimat dan bangsa manusia sekalian, Islam mensyariatkan dan memerintahkan wanita-wanitanya menutup wajah mereka atas prinsip yang kami terangkan ini bukan kerana hendak menrendah atau menghina wanita apatah lagi memenjarakan mereka, sama sekali tidak.
Setelah jelas bahawa perintah berpurdah bukanlah satu penghinaan maka perlu kami jelaskan di sini hukum sebenar berkenaan hukum berpurdah bagi muslimah kerana terdapat beberapa kaum anjing berjubah ulama yang mendakwa kononnya purdah adalah bidaah tidak ada dasarnya daripada Islam.
Ketahuilah bahawa berpurdah itu adalah Sunnah sabit dalam hadis-hadis yang sahih dan disepakati para Ulama Muslimin semenjak zaman Salaf Soleh lagi. Syeikh Muhammad Nasir al-Din al-Albani r.h berkata:
“Hendaklah diketahui bahawa menutup wajah dan tapak tangan adalah berasal daripada sunnah dan telah diamalkan semenjak zaman baginda Nabi s.a.w seperti mana yang diisyaratkan baginda dalam sabdanya:
لا تنتقب المرأة المحرمة ولا تلبس القفازين
Maksudnya: “Janganlah wanita yang berihram memakai Niqab (purdah) dan janganlah memakai sarung tangan”. [Sahih]” [Jilbab al-Marah al-Muslimah, m.s 104, cet. Pertama al-Maktabah al-Islamiah].
Hadis yang didatangkan oleh Syeikh ini dikeluarkan oleh al-Bukhari hadis no. 1741 dan berkata Imam Ibn Taimiah r.h:
“Ini menunjukkan bahawa pemakaian purdah dan sarung tangan adalah dikenali (diamalkan) para wanita yang tidak berihram (di zaman Nabi s.a.w) dan ini menunjukkan mereka menutup wajah dan tapak tangan mereka”. [Ibid].
Daripada Aisyah r.a:
كان الركبان يمرون بنا ونحن مع رسول الله صلى الله عليه وسلم محرمات فإذا حاذوا بنا أسدلت إحدانا جلبابها من رأسها على وجهها فإذا جاوزونا كشفناه
Maksudnya: “Adalah penunggang-penunggang melalui kami sedangkan kami bersama dengan Rasulullah s.a.w dalam keadaan Ihram, apabila mereka melintasi kami maka setiap kami (isteri-isteri Rasulullah s.a.w) akan melabuhkan jilbabnya daripada kepalanya ke atas wajahnya apabila mereka telah berlalu kami pun membukanya kembali”. [Ahmad dan dinilai Hasan li Ghairih oleh Syeikh al-Albani].
عن أسماء قالت : كنا نغطي وجوهنا من الرجال و كنا نمتشط قبل ذلك
Maksudnya: “Daripada Asma’ r.a kata beliau: ‘Adalah kami menutup wajah kami daripada lelaki dan kami menyikat rambut sebelum itu (Ihram)”. [Ibn Khuzaimah dan al-Hakim, hadis Sahih].
Para Ulama menyatakan, walaupun Nabi s.a.w melarang wanita berniqab (memakai purdah) dalam Ihram, namun mereka dibenarkan untuk menutup wajah dengan kain yang tidak bersentuh dengan kulit wajah mereka sama seperti lelaki berihram dilarang menutup kepala dengan serban atau kepiah tetapi boleh menutup dengan bumbung atau payung.
Ini menunjukkan menutup wajah dan tapak tangan dalam kalangan wanita Salaf al-Soleh adalah makruf dan diamalkan dan mereka berniqab di luar ihram. Ini jelas dalam hadis berikut:
عن صفية بنت شيبة عن عائشة أنها كانت تطوف بالبيت وهي منتقبة
Maksudnya: “Daripada Safiyyah binti Syaibah daripada Aisyah r.a adalah beliau bertawaf dalam keadaan memakai niqab (purdah)”. [Musannaf Abdul Razak].
Ini menunjukkan setelah bertahallul, para wanita muslimah akan memakai kembali niqab mereka dan sekaligus menunjukkan disyariatkan pemakaian niqab ini. Pemakaian Niqab ini berterusan dari generasi ke generasi sehinggalah datangnya penjajahan barat lalu dicabutnya Niqab melalui tangan Muhammad Abduh dan muridnya Qasim Amin serta kuncu-kuncu mereka yang bersubahat dengan kaum Iblis –alaihim minallahi ma yastahiq-.
Firman Allah Taala:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Maksudnya: “Wahai Nabi, suruhlah isteri-isterimu dan anak-anak perempuanmu serta perempuan-perempuan yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya (semasa mereka keluar); cara yang demikian lebih sesuai untuk mereka dikenal (sebagai perempuan yang baik-baik) maka Dengan itu mereka tidak diganggu. dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.” [al-Ahzab: 59].
Saidina Ibn Abbas r.a berkata dalam mentafsirkan ayat ini:
“Allah Taala memerintahkan para wanita mukminah apabila mereka keluar daripada rumah mereka untuk sesuatu keperluan hendaklah mereka menutup wajah mereka daripada kepala dengan jilbab dan hanya menampakkan sebelah mata (untuk melihat)”. [Ibn Kasir, 6/ 481-482].
Dalam riwayat yang lain menyatakan cara menutup wajah adalah dengan melilitkan jilbab sehingga menutup dahi dan bahagian wajah dan menampakkan dua mata sahaja.[Tafsir al-Munir, Dr. Wahbah al-Zuhaili, 22/109].
Oleh itu, dakwaan bahawa memakai purdah atau burqa atau apa sahaja yang menutup wajah wanita sebagai amalan bidaah adalah dakwaan bidaah yang menyesatkan serta pengingkaran terhadap syariat Islam yang mulia-nauzubillah min zalik- namun para Ulama Islam hanya berbeza pendapat apakah menutup wajah ini suatu perintah wajib atau mandub sahaja.
Perbezaan pendapat ini pula berlaku ketika aman daripada fitnah dan maksud fitnah di sini keadaan yang boleh menyebabkan berlakunya kemungkaran seperti tersebarnya lelaki-lelaki fasiq seperti yang berlaku di zaman Rasulullah s.a.w sehingga turunnya perintah menutup wajah dalam ayat 59 surah al-Ahzab di atas. [al-Baghawi, 6/376].
Mazhab al-Hanafiah dan al-Malikiah secara umumnya berpendapat tidak wajib wanita menutup wajah dan kedua tapak tangannya sama ada dalam solat atau di luarnya kecuali dalam keadaan fitnah seperti di hadapan lelaki kafir atau lelaki muslim yang kaki maksiat. Jika dalam keadaan fitnah seperti ini maka wajiblah dia menutup wajah dan dua tapak tangannya.
Mazhab al-Syafiiah dan al-Hanabilah berpendapat wajah wanita wajib ditutup demikian juga dua tapak tangannya diluar solat yakni di hadapan lelaki ajnabi kerana fitnah adalah benda zanni dan tidak sama padanya setiap manusia dan keadaan. Maka wajah wanita itu sendiri merupakan illah untuk diwajibkan tutup. [Rujuk: al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, 1/654-664, al-Fiqh ‘alal Mazahib al-Arba’ah, 1/198].
Hasil pemerhatian pendapat para Ulama Mazhab ini, kita dapati kaum muslimat yang berada di Perancis menurut kesepakatan mazhab-mazhab yang muktabar wajib memakai penutup wajah sama ada niqab atau burqa atau lainnya kerana mereka berada dalam suasana fitnah, dikelilingi lelaki kafir dan fasiq di merata ceruk negeri.
Sebagai penutup, saya menyeru kepada semua kaum muslimin dan muslimat di negara ini khasnya dan di seluruh dunia amnya supaya mencabar tindakan kejam rejim Nasrani Perancis ini dengan menggandakan usaha dakwah kepada pemakaian niqab dan menutupa aurat serta menggerakkan jentera untuk memerangi habis-habisan budaya ‘bertudung tetapi telanjang’ yang semakin menular dalam masyarakt Islam hari ini. Wallahua’lam.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More